Life. Inspiration. Perseverance. Comedy. Love

Archive for the ‘rant’ Category

Semua Orang Harus Memiliki Anak

In rant on 23/09/2013 at 22:04

Semua orang harus memiliki anak. Anak itu bisa berarti anak kandung, yang dilahirkan dan dirawat sejak masih bayi, atau anak tiri atau anak angkat. Jika kita bukan merupakan pasangan atau seseorang yang ingin mempunyai anak, maka kita harus memiliki sesuatu yang menyerupai anak.

Sesuatu yang bisa membuat orang bilang, “Wajarlah, dia/mereka ga sempat punya anak, soalnya dia/mereka memiliki pekerjaan dan jabatan yang tinggi/pengabdian pada kegiatan kemanusiaan/nobel/perusahaan/buku bestseller. (Binatang piaraan tidak termasuk hitungan, karena – gue gak bisa terlalu berani bilang  belum pernah, jadi ini opini pribadi yang bisa salah – merawat binatang lebih gampang dibanding merawat anak)

Sesuatu itu adalah obyek di mana kita mengabdikan dan menginvestasikan sebagian besar waktu, tenaga, dan uang (atau paling tidak terlihat pencitraannya seperti itu) setara atau lebih besar dari merawat anak.

Sebuah pencapaian yang bisa membuat orang tua yang punya anak bakalan bilang, “Kalau bisa kamu jadi seperti dia, cuma masih bisa ngasih cucu.”

Kalau gak ada, siap-siap aja menghadapi momen-momen diremehin, dianggap pencapaiannya minimal, diketawain di belakang. Momen-momen, karena meskipun memang tidak setiap saat, tetapi cukup membuat pancingan dari orang-orang yang merasa demikian dan menjadikan suasana awkward.

Kalau merasa pernah disepelekan karena ga punya anak, kalian tidak sendiri. Ga ada gunanya sedih dan merasa tidak berguna lama-lama. Love your life, and if that not enough, go create something BIG.

The art of texting

In rant on 25/07/2013 at 16:12

Banyak orang mengeluh tentang perilaku anak-anak muda jaman sekarang yang memiliki kebiasaan menyingkat-nyingkat kata atau istilahnya menjadi alay. Bahkan ada yang bilang kebiasaan itu seperti kebiasaan orang yang berpendidikan rendah. Namun coba simak TEDTalks mengenai texting yang dianggap sebagai miraculous thing. Texting dianggap sebagai fingered speech dan merupakan salah satu evolusi penting dalam berbahasa tulisan.

Setelah menonton ini, ada pandangan baru dalam diri gue. Sebenarnya mungkin yang disebelin sama orang bukan masalah teksnya, tapi isinya. Dalam artian, kalau ditulis dengan normal juga (tidak disingkat-singkat), masih membuat kita geregetan pengen bilang, “Plis deh ah.”

Ada juga keunikan tersendiri dalam menerjemahkan apa yang dimaui oleh pengirim dalam teks singkat ataupun di twitter. Seperti ada yang menyingkat photog untuk photographer  dan obvl (Obviously). Hemat kan? Buat apa buang-buang energi untuk mengetik 12 huruf kalau setengahnya aja sudah cukup. Contohnya ini ada kutipan dari buku NH Dini yang disingkat.

“ntuk mat, orang tdak mmrlkn kpandin mapn bkt yng istmw. Sp pun dapt mat swkt-wktu, dengn cr yng dikhndk ata dplhnya. Sblkny, untk hdp, orng membthkn banyk kbernn, keckpn yng kdng-kdang lr bs. Stp hr bnyk orng yng mt, dngn mdh tnp usah at dya upay. Tap stip har berjut-jt orng brjung dngn ssh pyh untk hdp.”

Masih bisa menangkap maksudnya? Jadi cara penyampaian dengan texting bisa menjadi suatu seni tersndr dlm mnlis. Shg sblm org tljr anti thp kbiasaan menyngkt, mngkn bs diliat sbg sst seni br yg unik.

Empat Saran untuk Bima Satria Garuda

In rant on 23/07/2013 at 08:35

Siapa di sini yang menonton Bima Satria Garuda di RCTI setiap minggu jam 08:30? Dialog yang segar, efek visual yang memukau, dan akting pemainnya yang natural bukanlah alasan utama untuk menonton serial ini. Akan tetapi kita harus tetap mengapresiasi serial ini karena ini buatan negeri sendiri. Berikut adalah beberapa saran untuk meningkatkan kualitas serial tersebut :

Berikan kekuatan super pada tokoh Rena Iskandar
Kita sama-sama tahu siapa yang kehadirannya ditunggu-tunggu di serial ini, jadi berikanlah porsi lebih besar kepada Stella Cornelia. Berikan kekuatan seperti bisa meramal masa depan atau menyembuhkan Bima saat terluka. Kalau bisa berikan juga kostum kepada Rena. Petunjuk : Sailor Moon.

Perkenalkan anggota JKT48 lainnya ke dalam serial
Satu saja sudah menaikkan rating, bagaimana kalau ada lima? atau enam? atau tujuh? Jadi sudah saatnya memperkenalkan anggota JKT48 lainnya ke dalam serial. Buat plot aja bahwa untuk menutup portal dan mengalahkan Raja Vudo, dibutuhkan tujuh putri yang terpilih dan kekuatannya diperlukan utuk mengalahkan kerajaan Vudo tersebut. Bima merupakan pengawal untuk melindungi ketujuh putri tersebut, termasuk Rena. Oh iya, jangan lupa kostum yang sesuai.

Perlahan-lahan, kurangi kemunculan tokoh Bima
Oke, mungkin saran ini terasa aneh, namun tujuh putri ini punya back story sendiri-sendiri dan tidak akan ada lagi waktu untuk cerita sejarah masa lalu tokoh Bima. Jadi kurangi peranan tokoh Bima. Biarkan dia muncul secara tiba-tiba saat ketujuh putri ini dalam kesulitan dan diserang monster. Bayangkan Topeng Tuksedo tanpa tuksedo dan bunga mawar.

Terakhir, ganti nama serialnya dari Bima Satria Garuda jadi Putri Pembela Bumi
Sama seperti saran sebelumnya, lakukan ini dengan bertahap. Pertama judulnya ganti jadi Bima Satria Garuda dan Putri Pembela Bumi, kemudian di suatu hari Minggu yang cerah, tiba-tiba ganti jadi Putri Pembela Bumi. Lakukan hal yang sama dengan lambangnya.

Bima Satria Garuda hanyalah awal untuk sesuatu yang lebih besar. Jadi saksikan terus petualangannya setiap hari Minggu!

Kerajinan tangan

In rant on 16/06/2013 at 23:35

Berkunjung ke Sarinah, pasti menyadari kalau di sana dijual banyak sekali kerajinan tangan berbentuk tas, sandal, asbak, notes, patung dan sebagainya. Meskipun tidak ketahuan apakah kerajinan tangan ini benar-benar dibuat oleh para pengrajin atau sebenarnya adalah buatan masal di pabrik, namun melihat pengunjung atau wisatawan yang melihat-lihat, maka boleh dibilang bahwa kerajinan tangan ini cukup diminati.

Gue tidak mau berbicara tentang omset para pengrajin atau kendala yang dihadapi dan solusinya. Gue berbicara tentang diri gue sebagai salah seorang pengunjung di situ dan hanya melihat-lihat, namun tidak membeli. Alasannya sih simpel, karena tidak butuh.

Tetapi memang demikian sih karya kerajinan tangan memang kebanyakan berfungsi dasar seperti tas, bulpen, asbak, sandal yang dikreasikan sehingga jadi bernuansa etnik dan tradisional. Berapa banyak barang-barang dengan fungsi itu yang dibutuhkan seorang manusia seumur hidupnya?

Jadi ya kalau misalnya memang ingin meningkatkan penghasilan para pengrajin mungkin fungsinya harus unik. Mungkin seperti contohnya di Pontianak ada gelas yang terbuat dari semacam akar-akaran dan menjadi berkhasiat saat dituangkan air panas ke dalamnya. Atau mungkin merakit telepon genggam namun dengan casing dari bambu. Nangkep kan idenya?

Kalau tidak ada inovasi seperti ini, takutnya kerajinan tangan akan sedikit nilai tambahnya dan akhirnya akan menjadi buah karya tangan yang kerajinan.

 

Game of Thrones

In rant on 09/06/2013 at 22:47

Game of Thrones adalah sebuah serial di HBO yang didasarkan pada buku berseri A Song of Ice and Fire karangan George RR Martin tentang perebutan kekuasaan di Westeros dan Essos. Ceritanya yang kompleks mampu menyihir banyak orang untuk terus mengikuti tiap episodenya. Termasuk gue yang baru selesai season satu. Iya, iya, season satu. Tenang, tenang nanti disusul di tikungan.  Beberapa hal yang gue pengen gue komentarin untuk di season satu adalah (*SPOILER ALERT*) :

  1.  Eddard Stark
    Orang paling bodoh di season satu. Dia adalah prajurit yang baik dan juga teman akrab Raja Robert, tapi dia melakukan beberapa kebodohan karena Ned adalah orang yang jujur. Ya, mungkin lebih gampang sih bagi penonton untuk bilang, “Ned, jangan lakukan itu, Ned. Littlefinger itu ga jujur, Ned.” atau “Aduh Ned, kayak gitu sih mending dipendem sendiri, jangan diomongin ke Ratu Cersei.” atau “Ya udah diem aja, kalau misalnya Joffrey jadi Raja terus memang hidup kamu keganggu? Nanti bilang aja Sansa punya kutil atau pakai alasan lain sehingga ga kawin sama Joffrey.”
    Jujur seperti merpati memang ga cukup. Harus dibarengi cerdik seperti ular.
  2. Khaleesi /Daenarys Targaryen
    Kebodohan Khaleesi adalah mempercayai maegi atau dukun bernama Mirri Maz Duur untuk menyembuhkan suaminya, Khal Drogo. Khal Drogo udah bilang juga, “Cuma luka kecil.” Kok dia malah mempercayai maegi yang jelas-jelas punya alasan untuk balas dendam. Pada akhirnya sih memang Khaleesi untung dapet Naga gara-gara ngebakar si maegi dan dirinya sendiri, tapi juga memakan korban suami dan calon anaknya.
  3. Petyr Baelish
    Meskipun ini tokoh antagonis, tapi ada satu kutipan dari dia yang disukai oleh gue, apalagi saat dia mengatakannya, ada ehem, lihat aja sendiri di serialnya.

    “You know what I learnt losing that duel? I learnt that I’ll never win. Not that way. That’s their game, their rules. I’m not going to fight them: I’m going to fuck them. That’s what I know, that’s what I am, and only by admitting what we are can we get what we want.”

    Kutipan tersebut mengandung dua hal yang penting :

    • Admitting what we are
      Mengakui kemampuan kita yang sesungguhnya adalah langkah awal untuk mendapatkan apa yang kita mau.
    • Not playing their game
      Kalau aturannya yang menetapkan adalah lawan kita, bagaimana mungkin kita bisa menang? Karena itu kita harus menggunakan cara kita untuk melawan balik.

Buat yang berhati lemah, dan takut liat darah, dianjurkan jangan nonton.

Taken for Granted

In rant on 20/03/2013 at 17:43

Ini adalah cerita temanku pas jaman kuliah dulu, entah kenapa tiba-tiba teringat. Berikut penuturannya.

“Aku tinggal di kos-kosan yang cukup bebas jam malamnya. Nah, ada seorang teman yang tinggal di kos yang tidak membolehkan pulang malam-malam karena kalau tidak pagarnya dikunci. Jadi, aku memperbolehkan dia menginap di kamarku jika diperlukan. Dia pernah datang jam 1, jam 2, dan aku selalu membukakan. Dia akan menelepon handphoneku, dan aku membukakan pintu buat dia. Cara ini berjalan selama beberapa waktu.”
“Suatu hari, teman kosku yang melihat kejadian itu, bertanya, ‘Kamu kok baik banget sih? Kalau gue, gue ga akan mau ngebukain pintu malam-malam.’ Hal itu membuatku berpikir, apa iya itu adalah hal yang besar. Bagiku sendiri bukan suatu masalah. Toh aku tidak merasa terganggu dengan itu.”
“Kemudian, setelah aku berpikir seperti demikian, tiba-tiba saja hal itu berhenti dengan sendirinya. Teman yang menginap tadi tidak pernah memberi penjelasan kenapa dia berhenti seperti itu. Aku sebenarnya ga masalah dengan semuanya itu, tapi aku juga butuh penjelasan. Apa memang aku cuma tempat persinggahan sementara? Dimanfaatkan tanpa sekalipun dianggap teman?”
“Atau Tuhan mendengarkan pikiranku sekilas, dan kemudian memutuskan bahwa kalau Aku tidak ikhlas, ya mending tidak usah sekalian. Aku tidak pernah tahu, tapi yang ada dalam pikiranku adalah bahwa aku cuma dimanfaatkan belaka, tanpa pernah sekalipun dianggap teman.”

Kita punya teman-teman seperti ini yang istilahnya Taken for Granted. Atau kita menjadi teman yang semacam itu. Orang-orang yang selalu oke kalau dimintain bantuan, dan sepertinya tidak pernah meminta balasan. Hati-hati memperlakukan atau diperlakukan seperti ini, kerena sering kali kita akan melupakan teman-teman semacam ini atau jika kita teman Taken for Granted, perlahan-lahan dilupakan.

Solusinya? Hargai temanmu. Jika kita menjadi pihak yang Taken for Granted, sesekali minta bantuan temanmu, biar impas. Jangan sampai kita merasa diperlakukan dengan tidak adil.

Garis Batas Keterlaluan

In rant on 15/01/2012 at 13:11

Kampanye Viral yang melibatkan peti mati dan kontainer sempat menghebohkan twitter. Banyak orang bilang tidak sepantasnya melakukan marketing semacam itu, tidak sesuai dengan norma yang berlaku di dalam masyarakat.

Tapi apakah benar demikian?

Sebagai seseorang yang sering dibilangin, “Wah, elu tuh kebangetan!” , sering gue bertanya, “Sebenernya di mana sih garis batas keterlaluan itu ?”

Bagi gue, mungkin kampanye viral semacam itu tidak keterlaluan. Contoh yang terakhir memang bikin khawatir, tapi pada akhirnya tidak ada yang benar-benar diculik kan? Apakah kita harus lebay?

Tapi tidak semua orang sama. Garis batas keterlaluan setiap orang berbeda-beda. Kita harus menghormati garis batas keterlaluan masing-masing orang, setelah tentu saja kita mengetahuinya. Maksud gue, kalau misalnya sudah tahu orangnya tersinggung kalau misalnya ngasih pakai tangan kiri, ya mbok jangan ngasih pake tangan kiri lagi (kecuali emang pengen menembus batas yah)

Well, itu semua proses. Menurut gue lebih baik meminta maaf daripada meminta ijin. Kadang menyesal juga sudah bertindak kelewatan terhadap orang-orang tertentu. Kadang juga merasa diperlakukan tidak adil sebagai orang yang garis batas keterlaluannya begitu longgar, kok bertemu dengan orang dengan garis batas keterlaluan begitu sempit.

Jadi, santai saja. Orang akan melewati garis batas keterlaluan yang kita buat dan kita juga akan melewati garis batas keterlaluan orang lain. Saling memaafkanlah. Toh, sama-sama bakalan meninggal ini.

A letter to Paulo Coelho regarding the Alchemist

In rant on 05/01/2012 at 07:31

Dear Sir,

In your book “The Alchemist”, you wrote on your writer’s note that the center of the book is this phrase,

“When you want something, the universe will conspire in helping you to achieve it.”

Then, you recalled your own story about how you always wanted to become a writer and finally make it.

For many years, I truly believe that phrase, until a few months ago. You see, for this past few years, I learned about Inner Heart and its connection to The Hand That Write it All. It’s such a blessing for me to learn this lesson and when I talked about The Alchemist with my friend, I come up with this.

It’s not the phrase, “When you want something, the universe will conspire in helping you to achieve it.” that should be the center of your book, it should be this much simpler phrase. In fact, it’s just a word.

Maktub.

Because  we don’t know what best for us, only The Hand knows what best for us, because He write us from the beginning of time and only by follow His signs during the journey, we’re a passage in the Book that the Hand write.

Whether or not it’s what we wanted, it doesn’t matter, because it’s what The Hand wanted us to be or to have. Santiago only wants to be a simple shepherd in the beginning, but The Hand wrote him to find the treasure.

Thank you,

Koko

The Love, and not The Wrath

In rant on 03/01/2012 at 10:10

Setiap kali manusia tertimpa bencana, sering kita bertanya kenapa Tuhan begitu murka kepada manusia sampai Dia menghukum kita dengan cobaan yang begitu hebatnya.

Dan pemuka-pemuka agama yang fanatik berkata, “Bertobatlah! Kamu orang berdosa besar! Kalau tidak Tuhan akan murka kepadamu dan kamu akan menyesal.”

Mungkinkah itu terjadi? Seperti lagu Ebiet, “Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita, yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa.”

Kemarin, ada pemahaman baru yang aku terima. Dan entah kenapa, ini penjelasan yang menurut aku cukup masuk akal.

Tuhan mengasihi manusia. Tuhan memberikan segala yang terbaik untuk ciptaanNya. Kita manusia selalu menjadi makhluk yang dikasihi dan disayangi olehNya.

Tapi manusia memang banyak kemauannya sendiri, dan tidak menerima kasih Tuhan. Kita bertindak semau kita sendiri dan tidak mengindahkan kemauan Tuhan yang terbaik bagi kita.

Kemauan kita sendiri menjadi bencana bagi kita. Kemauan adalah hal yang luar biasa. Kemauan bisa menyebabkan kesuksesan seseorang, dan mendapatkan apa yang kita minta. Kemauan kita juga menyebabkan kita terjerumus dalam kesalahan. Kenapa tidak juga kemauan kita menyebabkan bencana bagi kita sendiri dan orang lain?

Lalu di manakah Tuhan? Apakah dia diam saja? Tidak. Dia mengasihi kita tiada batasnya. Jika dia diam saja, mungkin bencana itu berlipat-lipat buruknya. Hanya karena kasih sayang Dia yang tidak terbatas itulah, kita selamat dari bencana yang lebih besar.

Betapa berharganya kita bagi Dia.

 

Sebuah Hari Baru

In rant on 01/01/2012 at 10:31

Hari Minggu ini adalah hari yang baru. Fakta bahwa kebetulan hari minggu ini bertepatan dengan tanggal 1 Januari 2012, seharusnya tidak mengubah kebenaran bahwa Hari Minggu ini adalah sebuah hari. 24 jam. Tidak lebih dan tidak kurang.

Semua orang membuat resolusi pada hari ini. Tapi jangan sampai lupa bahwa kita bisa membuat resolusi setiap hari. Sebuah janji bahwa kita akan menjadi lebih baik dari hari sebelumnya.

Happy New Sunday!